Sabtu, 02 April 2011

CIAMIS BERDUKA

Banjir bandang yang menerjang wilayah Ciamis pada Senin 28 Maret 2011 menimbulkan banyak korban jiwa yang menerjang sekira lima dusun yakni Dusun Seda Kidul, Seda Kulon, Ciawitali, Bojong dan Dusun Cigorowong. Banjir juga memutuskan jalur jalan desa yang menghubungkan Dusun Ciawitali dengan Jalan Raya Cihaurbeuti-Panumbangan. Tercatat sebanyak 50 rumah rusak berat, tujuh rusak sedang, 138 rumah rusak ringan, dan tiga jembatan, sawah 50 hektare, serta kolam ikan 9 hektare.
"Kerugian akibat banjir bandang tersebut ditaksir mencapai Rp7 miliar," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ciamis Odang Widjaja Ruhiyat kepada INILAH.COM di sela kunjungan Wakil Gubernur Jabar Dede Yusuf ke lokasi bencana, Kamis (31/3/2011).
Bencana kali ini juga menyisakan kepedihan bagi warga di dua desa yakni Desa Padamulya dan Tamiang yang paling parah terkena luapan air bah. Dalam kejadian tersebut, tiga warga dinyatakan tewas. Mereka adalah Ocoh (80) warga Dusun Seda Kaler, Ikin (70) warga Dusun Ciawitali RT 05/08, dan Raihan (4) warga Desa Seda Kaler. Raihan sendiri ditemukan Senin (28/3/2011) sekitar pukul 21.30 WIB setelah kejadian. Odang menuturkan, Raihan merupakan korban terakhir yang berhasil dievakuasi tim SAR. Saat kejadia, kata Odang, Raihan sedang berada di rumahnya bersama ibu dan adiknya yang masih berusia 2 tahun. Karena mendengar gemuruh air ditambah teriakan warga sekitar, ibu bocah malang itu menggendong Raihan dan adiknya.
"Namun saat keluar rumah, air menyeret mereka. Raihan terlepas dari pegangan ibunya. Memang sempat dikabarkan hilang, tetapi setelah dicari, malamnya sekitar pukul 21.30 WIB, Raihan ditemukan tertutup batu dan kayu di belakang Pesantren Daarul Amira yang berjarak 500 meter dari rumahnya," kata Odang.


Raihan selanjutnya dimakamkan di pemakaman keluarga yang jauh dari lokasi kejadian. Sedangkan keluarga Raihan sudah mengungsi ke rumah kerabatnya yang jauh dari lokasi kejadian. "Mungkin mereka masih trauma, lalu mengungsi ke rumah keluarga," imbuhnya.

Selain itu, bantuan untuk bencana banjir di ciamis telah datang dari berbagai pihak, antara lain pemerintah provinsi Jawa Barat yang menyalurkan bantuan berbentuk makanan siap saji, obat-obatan dan tenda-tenda yang nanti akan disalurkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar. Selain itu, puluhan relawan yang bertugas di Posko PMI yang didirikan tak jauh dari lokasi pom bensin di jalur perbatasan Tasikmalaya masih terus memantau kondisi perkembangan di lokasi banjir bandang Kabupaten Ciamis. Operasi respon darurat yang dilakukan PMI kini sudah melangkah ke kegiatan distribusi bantuan untuk korban di lokasi pengungsian.


Dari kabar yang terbaru, ribuan pengungsi banjir Ciamis, Jawa Barat, mulai terserang berbagai penyakit. Jumat (1/4) mereka mengeluh diare, muntaber, dan darah tinggi. Masuk hari keempat, mereka mulai merasakan pusing, lemas, dan mual-mual disertai buang air besar. Sekitar 385 orang mengeluh demikian. Tim medis melihat korban menjadi darah tinggi lantaran syok. Mereka trauma dengan kepungan banjir. Kini medis berkoordinasi menyediakan obat yang stoknya dikhawatirkan menipis. Kian waktu yang mengeluh sakit kian banyak. Kesusahan lain, stok bantuan makanan di pengampungan menipis. Korban banjir butuh beras, tapi persediaan harus dibagi dengan pengungsi yang jumlahnya kian bertambah.


Sekarang tercatat 2.846 warga Padamulya mengungsi. Mereka memilih mungungsi ketimbang di rumah bisa-bisa dikepung banjir dan longsor susulan. Sepuluh orang terluka berat opname di RS Umum Daerah Ciamis dan puskesmas.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More