Minggu, 15 Mei 2011

BALITA YANG MAKAN TANAH LEBIH CERDAS!

        Teman-teman yang cerdas, waktu masih balita suka makan tanah yaa??? Atau malah sudah lupa pernah makan tanah atau tidak? Baiklah, kalau begitu pernahkah melihat balita makan tanah  atau pasir ketika sedang bermain?
        Pasti yang terpikir adalah kata ‘jorok’ . Eits! Jangan salah karena ternyata memakan tanah atau pasir bisa membuat anak cerdas. Lingkungan menyediakan apa saja bagi manusia untuk menjadi lebih pintar. Termasuk sejenis bakteri yang hidup di tanah, yang menurut sebuah studi baru menunjukkan sisi positif dari bakteri ini yang mungkin tertelan ketika anak-anak bermain di luar.
         Habitat utama bakteri yang bernama Mycobacterium vaccae tersebut adalah memang di tanah. Karena jumlahnya berlimpah, bakteri ini diyakini sangat mudah masuk ke tubuh manusia melalui makanan maupun udara ketika beraktivitas di luar ruangan. Penelitian meyakini bahwa bakteri ini meningkatkan kadar serotonin, mengurangi kecemasan, dan mungkin juga merangsang pertumbuhan neuron tertentu di otak. Selain itu, bakteri M. vaccae memiliki efek antidepresan sekaligus mampu meningkatkan kemampuan belajar pada mamalia (binatang menyusui).
           Dalam penelitian sebelumnya, bakteri yang mudah mati jika terkena panas itu disuntikkan ke sekelompok tikus. Di dalam jaringan otak, bakteri merangsang pembentukan neuron yang dapat meningkatkan produksi serotonin sehingga mengurangi kegelisahan.
     “Karena serotonin juga berperan dalam meningkatkan kemampuan belajar, maka seharusnya M. vaccae juga bisa mencerdaskan tikus-tikus itu,” kata Dorothy Matthews, salah satu peneliti.
         Matthews yang dalam penelitian itu berkolaborasi dengan rekannya Susan Jenks lantas melakukan eksperimen lanjutan. Tikus yang diberi makan bakteri diuji kemampuannya untuk melintasi labirin, dan dibandingkan kecepatannya dengan tikus kontrol yang tidak makan bakteri. Hasilnya, tikus yang makan bakteri bisa melewati labirin lebih cepat dibandingkan tikus kontrol. Demikian juga dengan tingkat kegelisahan, pada tikus uji yang diberi makan bakteri teramati lebih rendah.
            Pada eksperimen kedua, diet bakteri dihentikan, dan tes untuk melewati labirin kembali dilakukan. Hasilnya, kecepatan tikus uji untuk melewati labirin menurun meski secara rata-rata masih lebih cepat dibandingkan tikus kontrol. Eksperimen ketiga dilakukan setelah diet bakteri dihentikan selama 3 pekan. Meski kecepatan melewati labirin pada tikus uji masih lebih cepat, namun secara statistik perbedaannya sudah tidak signifikan.
      Eksperimen terakhir ini sekaligus menunjukkan bahwa efek pemberian bakteri hanya bersifat temporer atau sementara. Ketika diet dihentikan, kecerdasan yang diperoleh tikus uji berkurang. Para ilmuwan menemukan bahwa tikus yang diberi makan kotor yang mengandung bakteri Mycobacterium vaccae dua kali lebih cepat berjalan di sebuah labirin. Penelitian ini telah dipublikasikan dalam edisi terbaru newsletter Kidsafe NSW Playground.
        Meski hanya sementara, hasil penelitian ini memunculkan spekulasi. Jika kegiatan belajar di luar ruangan kelas diperbanyak, maka kemungkinan untuk menghirup bakteri M. vaccae semakin besar dan efeknya para siswa menjadi lebih pintar. Penelitian tersebut dilakukan oleh tim dari The Sage Colleges di New York dan  dipresentasikan dalam rapat umum American Society for Microbiology ke-110 yang digelar di San Diego.


Sources :
http://ibuprita.suatuhari.com/ternyata-balita-yang-sering-makan-tanah-lebih-cerdas/

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More